Sabtu, 12 Maret 2011 | By: Jafar Mukhlis Albarbasy

Belum Ada Judul

Pernah sesekali Aku jelajahi sebuah rasa…
Rasa yang bersemayam disela penjuru tulangKu…
Rasa yang mengalir dalam terowong sempit darahKu
Dan Rasa yang memekik denyut nadiku…
Aku tak mengerti……
Dimana,terbuat dari apa dan untuk siapa rasa itu ada…
Sungguh Khayal fikirku tak mampu menjangkau kberadaannya…
Pernah ku tanyakan pada otak kananKu tentang rasa…
Tapi ia tak bisa menjawab….
Ku coba lagi pada Mata elokku…
Ia bilang ia tak pernah melihat
Kuhampiri kedua tangan lincahku
Lagi- lagi ia bicara tak pernah skalipun menyentuh rasa
Hmmmmm…….
Dimana engkau sembunyikan rasa itu Tuhan?
Aku telah jemu mencarinya…
Lihatlah…..Sorotan mata- mata tajam menertawaiku
kebodohan berkuasa dalam diriku karena Aku tak mampu menemukan setitikpun rasa itu,….
Tuhan akhirnya membuka pelan tabirnya…
Ia membisikkan bahwa Rasa itu telah dititipkan pada hati lewat kedua makhluk Yang menjelma bak Ratu dan pangeran di bumi
Mereka lah utusan Tuhan yang mutlak menyimpan rasa suci itu untuk putra-putrinya
Merekalah orang tuaKu yang setia menjaganya dari sebuah rasa Tuhan yang Abadi
dan akhirnya selesai sudah penjelajahankku tentang rasa






He`is MY planer
Dia Tak Pernah Tau….
Saat Aku membidik hati untuk kuambil sisa kepingannya dan kusatukan dalam palung hatiku…
Dia tak pernah Curiga…
Ketika Aku membungkus rapat emosiku yang kusimpan untuknya
Dia Tak pernah bertannya …
k etika kumandang kelelahanKu berdengung keras
dan Dia tak Pernah jemu dengan semua kegilaanKu itu…
Tapi…..
seisi Alam Tau bahwa dia Pengerat impuls syarafku yang terus liar memikirkanya
Benar adanya Dia KekasihKu…
Tak Salah Dia juga SahabatKu
Tepat Kiranya Jika Dia Kakak Ku
Dan Tak salah Pula bila Kusebut Dia MusuhKu…
Karena Dialah satu-satunya PlanerKu yang memiliki smua Sebutan itu
Dan Aku bernyanyi memilikinya….

Meskipun……
Dia Tak pernah mempersembahkan karya –karya elegan di zaman farau…
Dia Tak pernah menjanjikan The Great wall atau tajmahal sebagai symbol cintanya
Tapi dia Begitu sederhana dan sarat makna…
dia membangun Istana Cinta dengan kesetiaan dan keteduhan didalamnya
sekali lagi Ku tegaskan Dialah Planerku….dan Aku tersenyum riang bernaung dibawah atap cintanya.





Januari 2010

0 komentar:

Posting Komentar